yang jauh terawang
tidak tercapai tangan,
Tidak akan mampu dipegang,
Begitulah perjalanan kita ini
Sejauh ingatan memintal kenangan,
Kita mengenang semalam,
Semalam saat bintangnya belum pudar,
Semalam ketika suriamu masih bersinar
Apakah terbiar kita disana,
Menanti cahayanya,
Menanti sinarnya
Apakah kita merasa dn terasa
Akan ujudnya DIA
Terkaku dipenjuru sepi sendiri,
Menangis melihat hari datag dan pergi,
Demi semalam yang berlalu,
Demi esok yang menanti,
Kita menadah tanpa gusar,
Mencari redha dalam sedar.
Dan Kau tidakan berlalu sepi,
Cahayamu telah tersisa di hati,
Kau suria kau mentari
KAU menyinari gelita insan ini.
1 comments:
(permata langit biru)
sepintas jasad sinar menerobos gelap menjadi terang,
lalu ia kusam disambar alpa,
di penjuru langit hitam,
ada kelam ada sinar,
ada timbul ada tengelam,
dari bibit2 semalam,
tika manusia dibuai dihanyut penjara leka,
dihempas ombak dikait onak,
sejenak tertanya diri kepada diri,
hadir suria menerang hanya sedetik siang,
dan kelam malam menjamah kaki langit kusam,
apa ertinya?
lantas hidup menjadi mati,
dan mati itu bangkit kembali,
lalu mereka khabarkan,
hidup ini impian,
sebiru langit mengarak awan,
seterang suria menyinar bumi,
semahal nyawa tidak terganti.
lalu terpaku diri dalam pengertian,
terkejut mimpi tersedar igauan,
dalam sabung ronga nafas,
nyawa bertarung menanti usia,
mengejar dunia yg alpa lalai lupa terleka,
lantas dari langit,
hujan menerpa bumi,
membasahi pipi,
bergenang ia di kelopak,
menitis titis demi titis,
dalam senda gurau dan tertawa,
ia membawa seribu makna
ia kenyataan,ia impian,ia igauan.
penyeri kehidupan
Post a Comment